Mitos Todilaling
Makam Raja balanipa mandar yang ke-1 I MANYAMBUNGI atau lebih di kenal rakyat mandar dengan sebutan Todilaling anak dari TOMAKAKA NAPO pung ri gadang. I MANYAMBUNGI Todilaling ditaksir lahir pada abad XV di Lemo Desa pendulangan yang sekarang tergabung dalam wilayah administratif kecamatan Limboro, beliau dulu menjabat panglima perang tobarani kerajaan Gowa. Yang kala itu rajanya dikenal dengan gelar TUMAPARISI KALLONNA pada tahun 1510-1546 kerajaan balanipa sendiri berdiri dari empat persekutuan dari Kerajaan-kerajaan kecil yang ada di sekitaran appe banua kayyang yaitu:NAPO, Samasundu, Todang-Todang, serta MOSSO. Kompleks makam Todilaling berada di Desa Napo kecamatan Limboro
Kesuksesan I MANYAMBUNGI sebagai panglima sebagai panglima perang di Kerajaan Gowa tersohor sampai ke lita' (tanah) mandar setelah berhasil memimpin pasukan Kerajaan Gowa menaklukkan kerajaan Lohe dan bahkan pariaman (Sumatera Barat yang termasuk kerajaan terkuat pada masa itu. pada masa yang sama di mandar terjadi perseteruan antara Appe' Banua kayyang dengan passokkorang (biring lembang, renggang, manu-manukan salarri). Para TOMAKAKA dari Appe Banua Kaiyyang bersepakat mengutus Pappuangan MOSSO menjemput I MANYAMBUNGI di Gowa.
Todilaling sendiri (diambil dari kata orang yang dimakamkan beserta perlengkapannya beserta 14 orang pattu'du atau lebih di kenal dengan 14 orang dayang-dayang (7 orang wanita dan 7 orang laki-laki) makam Todilaling ada sampai sekarang tepatnya di kecamatan Limboro di Desa Napo dan makam tersebut berada tepat di tengah pohon beringin yang di tutupi akar pohon tersebut
Komentar
Posting Komentar